Kamis, Mei 31

Love will strengthen you


Pelukan adalah obat mujarab. Sejak dulu, kalau lagi sedih, aku berharap mendapat pelukan atau sekedar genggaman tangan, supaya aku tahu bahwa aku ga sendirian.. Jaman masih ababil sih, hahaha. Padahal kan Allah selalu bersama kita, kitanya aja yang kadang ga bersyukur.

Tapi pelukan terbaik yang tidak akan pernah kulupakan adalah pelukan Mas Suami saat aku keguguran Februari 2018 lalu. Alih-alih berduka atau bahkan menyalahkan aku seperti yang aku sendiri lakukan, Mas Suami malah menguatkan aku, memintaku untuk berhenti menyalahkan diriku sendiri. 

Banyak hal-hal kecil yang kusyukuri dari pernikahanku bersama Mas Suami. Namun keberadaannya saat hal terburuk yang tak kuduga terjadi adalah yang paling kusyukuri..

Mas Suami selalu terlihat tegar, bahkan saat aku menangis histeris sampai terisak-isak. Dia berusaha untuk tetap terlihat tangguh, untukku. Kalau aku tanya kenapa Mas Suami ga sedih atau nangis juga, dia akan tersenyum dan bilang, “Kalau kita berdua sedih dan nangis bareng-bareng, terus yang nguatin siapa?” 💕

Mas Suami adalah lelaki pilihanku. Yang bersamanya, kubayangkan akan berjuang sama-sama, di kala senang maupun sedih. Dengan mengucap Bismillah, aku mengenalkannya pada orang tuaku, dan aku berharap bahwa hal itu adalah salah satu keputusan yang tak pernah kusesali. Alhamdulillah, Mas Suami masih selalu dapat menggantikan posisi Ayah untuk menjadi tempat bersandar, penopang kala lara, dan orang yang selalu menjadi tempatku pulang. 

Aku bersyukur mencintai dan dicintai Mas Suami. Perasaan itu akan membuat kami bertahan, saling menguatkan. Insya Allah ..

Rabu, Mei 30

Damai di Hati, Damai di Bumi


Rasul SAW bersabda:


 لا تَبَاغَضُوا وَلا تَحَاسَدُوا وَلا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ


“Janganlah kamu saling membenci, jangan saling iri, jangan saling bertentangan. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim meninggalkan (menjauhi) sesamanya melebihi tiga hari.” Hr. al-Bukhari, Muslim.


Hadist tersebut di atas sungguh bikin hati adem, karena mengajarkan kerukunan pada sesama. Biasanya hadist ini suka kesebut kalau ada yang lagi berantem atau berselisih paham, terus gencatan senjata atau diem-dieman gitu, supaya baikan dalam waktu maksimal tiga hari. Lebih cepat lebih baik sih 😁


Hadist ini juga ngingetin supaya ga iri sama hal-hal baik yang dialami atau dimiliki orang lain. Kadang gitu kan, malah baper kalo liat temennya seneng. Pengen ngalami atau punya yang sama, tapi mungkin belum kesampaian aja.


Belum lagi kalau ketemu sama orang yang sukanya bikin kesel, kadang kan jadi bete sama dianya. Kalau kesalahan yang dia lakuin bikin sakit hati banget malah kadang bisa bikin ga suka sama dia. Manusiawi sih, tapi ga boleh. Apalagi kalau sampai menghasut teman yang lain untuk benci sama orang itu 😟



Teringat juga sama salah satu hadist, “Barang siapa siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” — H.R. Bukhari, Muslim. Hadist tersebut sejalan dengan hadist di atas karena meminimalisir perdebatan, dapat menghindari pertengkaran. Semoga kita terdapat dalam golongan yang selalu mengasihi sesama ..

Selasa, Mei 29

Kalau bisa di awal, kenapa harus di akhir?

Aku itu orangnya boros banget. Dari jaman sebelum nikah dulu, jaman masih single galau, susah banget buat nabung. Penghasilan yang didapat itu seringnya ya abis aja gitu, lewat doang. Terus kalau ada yang komen, biasanya kujawab "Aku udah capek-capek kerja kok, masa ga boleh nikmatin hasilnya". Hahaha, darah muda~

Setelah nikah, aku belajar untuk ngerubah mindset. Gimana engga, sekarang megang uang berdua, bukan cuma uang sendiri lagi. Yakali tiba-tiba abis gitu aja, wkwkwkw. Terus kan nikah kudu mikir masa depan juga. Karena bisa jadi nanti ga cuma berdua lagi. Akhirnya aku mulai mikir, gimana caranya supaya ga boros-boros banget gitu..

Lalu ketemukan satu cara yang cocok buat aku. Jadi, tiap kali abis gajian di awal bulan, kukeluarkan lah uang untuk 'pos-pos' wajib. Kaya apa? Misal pengeluaran rutin, dana tidak terduga, sampai yang disisihkan emang untuk ditabung. Jangan lupa, bagian untuk sedakah juga. Karena ada hak orang lain dalam penghasilan kita :)

Kenapa di awal bulan? Soalnya, kalo nunggu sisa-sisa ya kemungkinan besar ga ada, hihihi. Jadi uang yang 'tersisa' di atm plus di dompet saat awal bulan itu lah yang cukup ga cukup harus cukup buat sebulan sampai gajian berikutnya. Maklum, kerja ikut orang jadi karyawan ya gajian di tanggal 1. Kecuali tanggal 1 merah, ya mundur di hari kerja berikutnya *eaaa, tjurhat

Jadi ya gitu, aku coba nerapin. Awalnya rada gimana gitu karena ga biasa, tapi Alhamdulillah masih konsisten sampai sekarang. Kalau ada yang mau nyoba boleh loh, siapa tau cocok. Atau kalau ada yang mau sharing tips keuangan yang lain juga boleh banget! ^^


Senin, Mei 28

Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, urban love



Buku novel yang terakhir kali kubaca adalah Secangkir Kopi dan Pencakar Langit karya Aqessa Aninda. Diterbitkan tahun 2016 Secangkir Kopi dan Pencakar Langit adalah buku pertama Aqessa. Awalnya buku ini pertama kali kukenal malah dari Radioplay di radio Motion FM, pada bulan Mei tahun 2017 lalu. Jadi cerita buku ini semacam dibentukkan menjadi naskah gitu, ada narasi, dialog, dan tokoh-tokoh yang memerankan. Berawal dari ketidaksengajaan tersebut, akhirnya aku malah jadi tertarik untuk mendengarkan kisah lanjutannya yang disiarkan dalam bentuk episode per episode di radio tersebut secara berkala. 

Biasanya, aku ga begitu memprioritaskan untuk membeli buku yang penulisan awalnya bermula dari Wattpad. Namun, fakta bahwa buku ini berawal dari Wattpad pun menjadi pengecualian.

Buku ini bergenre roman, dengan latar belakang para pekerja di kawasan bisnis Jakarta. Tentang cinta segitiga antara Satrya, Athaya, dan Ghilman. Satrya yang menarik dan fun sebenarnya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati, namun ia memilih Athaya. Ghilman yang baik hati tapi gesture-nya yang selalu bisa bikin jantung Athaya deg-degan, sudah punya pacar. Kemanakah akhirnya Athaya berlabuh? 

Di buku ini, aku menandai bagian-bagian yang menurutku punya kutipan menarik dan bisa dijadikan pelajaran. Berikut di antaranya:

“Kamu sadar kan kalau menikah itu bukan cuma soal materi? Tapi lahir dan batin. Memindahkan tanggung jawab ayahnya ke kamu.” (hal. 90 – Bapaknya Ghilman)

Beautiful things don’t ask for attention.” (hal.115 – kutipan dialog Sean Penn dalam The Secret Life of Walter Mitty)

“Kalau boleh memilih, lebih enak dicintailah daripada mencintai. Because it’s easier to fall in love when someone loves you. Tapi, kamu kan kadang tidak bisa memilih siapa yang akan kamu cintai dan siapa yang akan mencintai kamu. (hal.187 – Ibunya Athaya) 

Bahwa dalam hidup itu selalu ada pilihan, seperti sebuah potongan program yang harus diberi validasi if-else agar jelas arah tujuannya. Atau try-catch, selalu ada pilihan untuk mengantisipasi terjadinya error yang tidak jelas alias ketidakpastian dalam hidup. (hal-212, Athaya)

Biodata Penulis:
Aqessa Aninda, lahir di Jakarta, 17 Februari 1992. Aqessa sekarang dalam proses  penulisan buku ketiganya yang berjudul Dua Jejak. Buku keduanya, Satu Ruang sudah terbit di tahun 2017, masih seperti buku pertama, di bawah naungan Elex Media Komputindo. Saat ini Aqessa bekerja sebagai IT Programmer Analyst di sebuah perusahaan asuransi.
Wattpad   : @fairywoodpaperink
Instagram: @fairywoodpaperink
Twitter     : @mungilo
Blog        : aqessa.blogspot.co.id

Sabtu, Mei 26

Best gift from my husband

Jadi ceritanya, Mas Suami ini pas belom nikah di jaman dulunya sempet deket sama aku pas kuliah di Malang. Terus setelah aku lulus dan kerja di Surabaya, ya sudah lose contact gitu.

Kontak an lagi itu sekitar akhir tahun 2014 via Whatsapp, dengan posisi aku di Malang, dia di Palembang. Terus baru ketemu lagi di bulan Januari 2015. Lah kok di bulan Mei tahun yang sama, Mas dateng ke rumah untuk pertama kalinya, dan langsung ngelamar :))

Nikah sama Mas Suami itu prosesnya singkat banget. Honestly saat itu ga ada pikiran buat apa-apa atau gimana-gimana. Karena waktu sebelum ketemu Mas Suami lagi, sempet deket dengan beberapa orang, merencanakan ke jenjang yang lebih serius, tapi failed :")

Saat itu salah satu permintaan aku ke Mas Suami adalah bahwa setelah menikah, Mas tetep make cincin nikahnya. Cari-cari tau, bahan alternatif buat bikin cincinnya itu palladium. Nah karena saat itu, waktu yang tersedia cukup singkat, dan kita berdua juga terbatas jarak, Mas beli cincin nikah secara online di Jogja. Waktu sampai ternyata ga begitu cocok, baik secara ukuran maupun model. Sedikit kecewa memang, tapi ya sudahlah ..

Dengan persiapan sekitar 2 bulan, dan modal 'seadanya' di bulan Juli 2015, akad dan resepsi berlangsung. Kemudian kami menjalani hari-hari setelah menikah dengan LDM.

Hingga suatu hari setelah Mas pindah kerja di Jakarta, aku mengunjunginya. Mas yang cenderung pendiam dan tidak romantis, tiba-tiba mengajakku ke suatu tempat tanpa memberitahuku tujuannya kemana. Didesak berkali-kali pun dia hanya tersenyum-senyum.

Dan voila, ternyata dia mengajakku ke salah satu pusat perhiasan emas dan perak, untuk membelikanku cincin yang baru :)) Aku terharu, juga tidak menyangka. Bahwa setelah dua tahun pernikahan kami, ternyata dia masih menyimpan perhatian akan kekecewaanku pada cincin online sebelumnya. Terima kasih banyak Mas Suami ♡

Jumat, Mei 25

Allah, sebaik-baik tempat bersandar


Karena hidup ga selalu di atas, ada saat dimana aku ngerasa down. Feeling like having a bad mood, and just hard to do anything. Kalau udah gitu biasanya aku berusaha nyari pelampiasan. Hal-hal yang bisa bikin good vibes balik. Mulai dari ngelakuin hal-hal kesukaan kaya dengerin musik, atau baca buku. Kalau lagi senggang, aku kadang hunting foto, atau sekedar keliling jalan-jalan tanpa tujuan.

Berusaha sibuk ngapain aja sambil dengerin musik kadang bisa bikin perasaanku enakan. Baca buku bagus bikin aku kesedot ke dalam cerita, dan kadang lupa sama perasaan yang lagi ga enak. Hunting foto membuat aku memfokuskan perhatian dan kadang menemukan hal-hal kecil, remeh, yang bikin aku tersenyum ..

Bisa juga sih mencoba memperbaiki perasaan dengan cerita sama orang terdekat apa yang menjadi keresahan aku *tssaaahh. Tapi ada juga saat-saat dimana aku bahkan ga tau mau cerita apa dan mulai darimana .. Kalau udah gitu, ya beranjak ke kamar mandi, ambil air wudlu .. Karena sesuai dengan penggalan terjemahan dari QS Al-Fath ayat 4, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada) .. .. “. Karena sesungguhnya tempat curhat yang tepat adalah Allah .. 😊 Dan seperti kata pepatah, “Jika tak punya pundak untuk bersandar, kita masih punya sajadah untuk bersujud”.

Kamis, Mei 24

Ayah dan Mama, yang terbaik dalam hidup


Banyak hal yang kusyukuri dalam hidupku, salah satunya adalah memiliki orang tua seperti orang tuaku. Aku tak dapat membayangkan bagaimana jadinya aku sekarang jika bukan Ayah dan Mama yang menjadi orang tuaku ..

Mama, wonder woman dalam keluarga. Yang bisa mengerjakan segalanya, mulai dari masak sampai benerin mobil. Mulai dari njait baju sampai ngurusin bangunan. Mama tuh kaya orang yang ngurusin segalanya, dan emang mampu! Mama yang jadi penengah antara kami, aku dan adikku, jika sedang sama-sama keras kepala. Mama, yang menjadi perantara pembicara pada kami, anak-anak jika Ayah sedang dinas. Mama yang sedari kecil mengajari aku untuk menjadi wanita mandiri, minimal bisa nyetir kendaraaan, agar tidak bergantung pada suamiku kelak. Mama yang sejak masih berdua dengan Ayah berusaha mengelola keuangan dengan hemat, hingga kami semua Alhamdulillah hidup cukup, tentunya dengan restu Allah.

Ayah, the person i love the most in the world. Yeap, i’m Daddy’s daughter. Bahkan Mama pun bilang kalau aku adalah duplikat ayah 99%, yang membedakan 1% hanya jenis kelamin. Ayah yang tidak banyak bicara, dan kadang tak mampu mengekspresikan perasaannya, namun aku tau Ayah begitu peduli dan memikirkan kami, anggota keluarganya, bahkan mungkin lebih dari yang kami duga. Ayah, tangan pertama yang terulur saat aku jatuh. Ayah, yang seorang tentara, tegas kadang keras dalam mendidik anak-anaknya. Tapi aku tau Ayah begitu tanpa maksud jahat sedikitpun, melainkan hanya ingin kami, aku dan adikku menjadi anak-anak yang kuat, yang ga cengeng, ga mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup *tssaaahh 😁. Ayah juga yang mengajari aku untuk bertanggung jawab atas hal-hal yang menjadi pilihanku, apapun resikonya kelak.

Mama dan Ayah adalah orang pertama yang akan selalu pasang badan buat kami, anak-anaknya. Selalu jadi tempat pulang, kapanpun, di saat bagaimanapun. Dan yang paling kusyukuri hingga detik ini, adalah aku masih mempunyai keduanya, lengkap, utuh .. 😊