Rabu, September 7

Laki-laki Luka

aku menyebut mu pecundang
karena datang mengetuk
namun pergi saat pintu terbuka

aku menyebut mu pecundang
karena meninggalkan awal
yang kau akhiri bahkan sebelum ada jeda

aku menyebut mu pecundang
karena mengucap perpisahan
pada halo yang tak sempurna

aku menyebut mu pecundang
karena menunggu kedatangan
saat aku bahkan telah kau depak ke entah antah berantah

lalu apa kusebut diriku
yang tak henti-hentinya menerima
keraguan mu tanpa alasan

lalu apa kusebut diriku
yang merelakan semua
dengan mengagungkan sesuatu yang tersebut cinta

lalu apa kusebut diriku
yang membiarkan saja
hati kau injak-injak berserak

lalu apa kusebut diriku
yang mengizinkan diri
menjadi korban  atas apapun semena mu

kau pecundang, 
aku yang maha bodoh.
kau pecundang,
aku hanyalah budak perasaan.

Tidak ada komentar: