Minggu, Mei 20

Andriy Sheva, bangkit dari keterpurukan


Aku adalah tipikal manusia rata-rata. Aku tak pernah begitu membenci seseorang, pun begitu pula dengan menyukai seseorang. Aku tak pernah begitu mengagumi seseorang dengan fanatik. Sejauh yang pernah kuingat, aku hanya pernah ‘cukup ngefans’ selama hidup satu kali, dengan seseorang yang artikelnya kubaca di majalah Soccer sekitar tahun 2003. 

Masih berseragam putih abu kala itu, Armylia kecil yang tumbuh menjadi anak perempuan tomboy minta berlangganan Koran Soccer sama Ayahnya. Koran tersebut berisi berita-berita olahraga, kebanyakan tentang sepakbola. 

Pada suatu hari aku membaca artikel mengenai seorang pemain sepakbola, Andriy Shevchenko namanya. Isi artikel tersebut adalah perjuangannya yang berusaha bangkit dari cedera. Yah, cedera adalah hal lumrah sebenarnya bagi pemain sepakbola. Namun entah karena cara wartawannya menuliskan berita, aku kecil begitu tergugah saat membaca artikel tersebut. Hingga akhirnya aku mengidolakannya, Sheva (begitu Andriy Shevchenko akrab disapa). Berlanjut kemudian ngefans juga dengan klub sepakbola AC Milan, dimana ia merumput saat itu. 

Dalam artikel itu, diceritakan bagaimana Sheva berusaha bangkit dari keterpurukan setelah cedera yang berkali-kali ia alami, hingga pada akhirnya mampu bersinar, membawa AC Milan menjuarai Liga Champions pada tahun 2003. Saat akhirnya di tahun 2006, Sheva pindah ke Chelsea, klub sepakbola lain di belahan dunia lain (AC Milan bermain di Italia, Chelsea di Inggris), aku pada akhirnya malah tetap menobatkan AC Milan sebagai klub sepakbola favorit 😃

Yang tersisa dari jejakku mengidolakan Sheva pada saat itu adalah alamat email. Iya, saking ngefans-nya, aku sampai bikin email army_shev@yahoo.com gitu. Juga berbagai merchandise AC Milan yang kukumpulkan sejak masih ingusan, berupa stiker, gantungan kunci, kaos jersey, sampai bedcover seserahan dari Mas Suami waktu mau nikah, hahaha ..

Tidak ada komentar: