Senin, Mei 28

Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, urban love



Buku novel yang terakhir kali kubaca adalah Secangkir Kopi dan Pencakar Langit karya Aqessa Aninda. Diterbitkan tahun 2016 Secangkir Kopi dan Pencakar Langit adalah buku pertama Aqessa. Awalnya buku ini pertama kali kukenal malah dari Radioplay di radio Motion FM, pada bulan Mei tahun 2017 lalu. Jadi cerita buku ini semacam dibentukkan menjadi naskah gitu, ada narasi, dialog, dan tokoh-tokoh yang memerankan. Berawal dari ketidaksengajaan tersebut, akhirnya aku malah jadi tertarik untuk mendengarkan kisah lanjutannya yang disiarkan dalam bentuk episode per episode di radio tersebut secara berkala. 

Biasanya, aku ga begitu memprioritaskan untuk membeli buku yang penulisan awalnya bermula dari Wattpad. Namun, fakta bahwa buku ini berawal dari Wattpad pun menjadi pengecualian.

Buku ini bergenre roman, dengan latar belakang para pekerja di kawasan bisnis Jakarta. Tentang cinta segitiga antara Satrya, Athaya, dan Ghilman. Satrya yang menarik dan fun sebenarnya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati, namun ia memilih Athaya. Ghilman yang baik hati tapi gesture-nya yang selalu bisa bikin jantung Athaya deg-degan, sudah punya pacar. Kemanakah akhirnya Athaya berlabuh? 

Di buku ini, aku menandai bagian-bagian yang menurutku punya kutipan menarik dan bisa dijadikan pelajaran. Berikut di antaranya:

“Kamu sadar kan kalau menikah itu bukan cuma soal materi? Tapi lahir dan batin. Memindahkan tanggung jawab ayahnya ke kamu.” (hal. 90 – Bapaknya Ghilman)

Beautiful things don’t ask for attention.” (hal.115 – kutipan dialog Sean Penn dalam The Secret Life of Walter Mitty)

“Kalau boleh memilih, lebih enak dicintailah daripada mencintai. Because it’s easier to fall in love when someone loves you. Tapi, kamu kan kadang tidak bisa memilih siapa yang akan kamu cintai dan siapa yang akan mencintai kamu. (hal.187 – Ibunya Athaya) 

Bahwa dalam hidup itu selalu ada pilihan, seperti sebuah potongan program yang harus diberi validasi if-else agar jelas arah tujuannya. Atau try-catch, selalu ada pilihan untuk mengantisipasi terjadinya error yang tidak jelas alias ketidakpastian dalam hidup. (hal-212, Athaya)

Biodata Penulis:
Aqessa Aninda, lahir di Jakarta, 17 Februari 1992. Aqessa sekarang dalam proses  penulisan buku ketiganya yang berjudul Dua Jejak. Buku keduanya, Satu Ruang sudah terbit di tahun 2017, masih seperti buku pertama, di bawah naungan Elex Media Komputindo. Saat ini Aqessa bekerja sebagai IT Programmer Analyst di sebuah perusahaan asuransi.
Wattpad   : @fairywoodpaperink
Instagram: @fairywoodpaperink
Twitter     : @mungilo
Blog        : aqessa.blogspot.co.id

Tidak ada komentar: