Rabu, Juni 9

Kenapa Ngeblog adalah Sebuah Pertanyaan yang Jawabannya Tidak Mudah

Kalau ditanya kenapa aku ngeblog, jujur bingung juga aku jawabnya. Hmmh, dulu awal-awal bikin blog itu berawal dari pengen curhat. Ada hal-hal yang memenuhi kepala tapi kadang ga bisa buat diceritain ke orang, tapi tetep butuh buat ditumpahin. Dih, ribet yak.

Jadi, aku pengen tetep punya wadah buat nulis, menuangkan isi hati, tapi ga di buku diary. Kapok banget abisan nulis di buku diary, suka ada yang curi baca, hehe..

Bisa dilihat kan dari tulisan-tulisan di awal mula blog ini ada, isinya curhatan semua. Dan karena platform blog ini bisa dibaca siapa aja, jadi aku menumpahkannya dalam bentuk puisi. Entah kenapa juga terasa lebih mudah buat aku dengan nulis dalam bentuk seperti itu. Ketika mengalami kejadian atau perasaan tertentu, ide tentangnya akan otomatis muncul. Rangkaian kata-kata semacam begitu saja melintas di pikiran. 

Sempet merasa terharu ketika tau bahwa ada orang-orang yang membaca puisi yang aku tulis dan merasa bahwa apa yang mereka baca dapat mewakili perasaan mereka. Seperti ada sensasi tersendiri, semacam perasaan berdesir, ketika tau bahwa tulisan yang aku buat ternyata dapat 'menyentuh' hidup orang lain :)) 

Mungkin hal tersebut adalah salah satu alasan yang membuat aku masih tetap menulis hingga sekarang.. Kadang curhatan seseorang pun dapat menjadi bahan tulisanku. Yah, walaupun menuliskannya tak semudah ketika aku sendiri yang mengalami..

*

Beberapa kali postingan di blog aku isinya cuma kumpulan kata-kata, tanpa foto atau gambar. Yang bikin aku agak males buat melengkapinya dengan foto atau gambar itu karena aku ga bisa mengunggahnya dari handphone. Apa aku yang gaptek ya. Jadi kudu nemu laptop atau komputer dulu kalau mau ngasih foto atau gambar. Tapi karena tulisan seringkali udah terlanjur di submit, jadinya males buat edit-edit lagi. Ah, emang akunya aja kayanya yang kebanyakan excuse :/

*

Semakin bertambah umur, semakin dewasa, jadi pengen tulisan aku bisa lebih bermanfaat buat orang lain (etjiee). Agar tulisan aku ga sekedar berbentuk curhat colongan aja. Sempet juga baca sebuah kutipan tentang apa yang kita tinggalkan kelak setelah kita tiada jika bukan tulisan. Jadi aku sempet nyoba nulis tentang ilmu yang pernah aku dapet gitu, siapa tahu bisa jadi lahan untuk edukasi. Tapi ya gitu, siapa bilang memulai itu sulit? Nyatanya konsisten jauh lebih sulit. Melanjutkan hal yang sudah kita mulai agar menjadi kegiatan yang berulang dan terus-menerus butuh effort yang lebih. Akhirnya menulis dengan niat yang baik itu hanya terjadi ketika mood sedang bagus saja :( 

Sudah tak terhitung lagi berapa kali blog ini akhirnya sepi dari hasil karya dan menjadi sarang laba-laba. Entah karena terlalu malas atau kurang motivasi, atau mungkin keduanya. Atau bisa jadi karena aku yang terlalu banyak alasan. Pada akhirnya aku merasa bahwa aku masih menulis untuk diriku sendiri saja. Jadi ya labil gitu hasilnya. 

Tapi aku juga belum sepercaya diri itu untuk percaya bahwa ada orang lain di luar sana yang menunggu hasil tulisanku. Siapalah aku ini..

Mungkin karena itu juga ngeblog hingga kini belum menjadi prioritas. Aku merasa bahwa hal ini belum menjadi kewajiban, menjadi sesuatu yang harus untuk kulakukan. Karena the big why-nya, alasan mengapa aku ngeblog masih tidak jelas. Jadi kurang merasa punya ikatan antara aku, hati, dan blog ini. *eaaa

***

Cara mengatur waktu antara blogging dan aktivitas aku yang lain juga sepertinya menjadi salah satu alasan kenapa blog aku ini sering jadi sarang laba-laba. Ya selain mager atau ga mood sih. Kadang kalau ga kepepet deadline nulis karena ikut event atau lomba tertentu gitu ya nunda-nunda terus buat nulis. Pernah dengar guyonan "kalau bisa besok kenapa harus dikerjakan hari ini?", hehehe. Prinsip yang salah tentunya ya. 

Padahal seorang senior dalam dunia kepenulisan pernah berkata padaku bahwa tulisan yang dibuat tanpa diendapkan mungkin akan terasa seperti tulisan sampah. Semacam tulisan yang kurang bermutu. Karena dibuat dan di edit dalam satu waktu, jadi hasilnya pun tidak maksimal. Seharusnya aku cukup tertampar, karena komentar itu diutarakan setelah ia membaca salah satu tulisan yang kubuat di bawah tekanan deadline. 

*

Aku sempat mengagumi salah satu teman, yang sesama ibu bekerja, memiliki anak kecil juga, tapi tetap bisa ngeblog dengan konsisten, setiap hari. Wew, padahal aku ikut event 1 hari 1 postingan blog saja selalu failed, tidak pernah berhasil :(

Aku yakin di balik IG story-nya tentang menang lomba ngeblog, dapet hadiah macam-macam, bisa jadi sponsor atau istilah bekennya di-endorse itu pasti bukan dari hasil leha-leha. Butuh perjuangan dan kerja keras untuk bisa sampai di tahap tersebut. Di saat tengah malem aku sudah terlelap dan tertidur pulas, dia masih berjuang menahan kantuk untuk bisa tetap menulis. Pffttt, aku berharap rasa iriku padanya dapat membuat aku kerja keras bagai quda, tapi sepertinya aku terlalu nyaman untuk berada di zona nyaman..

Semoga ikut kelas Kak Marita di Blogspedia ini bisa kulalui hingga garis finish.. Walau melihat yang sudah-sudah aku merasa agak pesimis. Tapi seperti tagline salah satu perusahaan startup yang sangat terkenal, "mulai aja dulu!". Kalau kebanyakan mikir tanpa ada aksi juga ga bakal ada hasil kan. Bismillah, yuk bisa yuk!