Rabu, September 30

Tentang Hidup

dalam hidup

akan ada hari-hari yang sulit untuk dilupakan
juga orang-orang istimewa, yang hadir dan  tak terlupa

momen manis seperti cinta pertama
kisah tak terulang semacam wisuda
adalah beberapa anugerah yang terjadi dalam hidup

pun ketika pada akhirnya harus rela merasakan patah hati
atau mengalami kehilangan
hal-hal yang mengajarimu untuk menjadi kuat,
yang tak memberimu pilihan lain selain itu 

Kepadamu yang masih bertahan hingga hari ini,
Kamu hebat!
Apapun yang membuatmu jatuh sebelum ini
nyatanya tak mampu mengalahkanmu.
Kamu akan bangkit untuk kemudian mencoba lagi..

Begitupun dengan menghadapi hari esok,
tetap semangat!
karena hujan, juga badai, takkan bertahan selamanya..

Senin, September 28

Sepucuk Surat yang Tak Pernah Sampai

Selamat pagi, kamu.. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja ya disana. Melalui ini, aku ingin mengucapkan permintaan maaf yang tak sempat kusampaikan. Mungkin bukan tak sempat, namun aku yang tak punya cukup nyali untuk mengatakannya. 

Perpisahan seperti terasa lebih mudah ketika tak bersua, entah kenapa. Mungkin juga hanya sugestif. Karena itu pula aku memilih mengatakannya via chat padamu. Karena aku tahu, jika aku mengucapkannya saat bersamamu, melihat wajahmu, percayalah bahwa aku tak akan mampu. Tak akan pernah.

Kata-kata yang seperti mudah ketika diketik itu, yang kamu baca entah dengan perasaan bagaimana itu, juga telah menguras pikiran dan perasaanku sebelum akhirnya sampai kepadamu. Percayalah bahwa hatiku pun tersayat-sayat. Jangan dikira rasa sakit yang memilih pergi akan lebih ringan dibanding yang terpaksa ditinggalkan.

Aku minta maaf. Adalah hal yang ku harap dapat kukatakan seraya menatapmu. Aku minta maaf, atas segala luka dan air mata. Atas memori buruk yang tercipta. Atas kenangan yang meninggalkan luka.

Walau tak mudah untukmu, ini juga tak mudah untukku. Di bagian ini aku tidak memintamu untuk percaya. Aku merasa tidak punya cukup hak untuk itu. Jika bisa memilih, akupun tidak menginginkan ini. Keputusan ini terpaksa ku ambil demi kebaikan kita. Hanya formalitas saja aku menyampaikan ini, mengingat seringkali aku tak perlu menyatakan apa yang kurasa atau kupikirkan, entah bagaimana  caranya kamu sudah tahu terlebih dahulu. How can we be so different and feel so much alike? :)

Aku tidak tahu, kelak semesta akan mempertemukan kita kembali atau tidak. Apakah takdir hidup sebercanda itu pada kita atau tidak. Satu pintaku, tolong jaga dirimu. Terima kasih untuk segalanya. Untuk warna yang telah kau beri dalam hidupku. Untuk banyak 'one fine day' yang kita lewati. Untuk tawa, cerita manis, tempat-tempat yang indah, juga kisah cinta. Aku sayang kamu, selalu.. 


Minggu, September 27

Kita

kata kita seharusnya tak pernah ada

ketika telah ada kamu dan dia

juga aku dan dia


salahkah semesta yang mempertemukan

atau takdir yang bersinggungan

mungkin hidup sedang ingin bercanda


karena sejak dari mula

tak pernah ada restu untuk kamu dan aku

lalu mengapa masih mencoba?


kini terasa terlambat sudah

ketika sudah terlanjur dalam

dan mengakhiri pun enggan


saat segala terasa salah

dan otak tak lagi bekerja

sesak meronta dalam jiwa


andai dia tahu..

Jatuh Hati


jatuh cinta
kadang membuatmu jadi bodoh
meninggalkan isi kepalamu entah dimana
dan buta arah mengikuti kata hati

patah hati
kadang membuatmu semakin bodoh
masih berharap pada dia yang tak pernah peduli
dan bergeming bertahan walau sakit

jatuh hati
kadang terjadi begitu saja
ia tak pernah mencari
ia jatuh sendiri
jatuh, sendiri

Sabtu, September 26

Tentara, semacam trah dalam keluarga

Your Parents adalah tema #30HariBercerita day 5. So, here we go..
Ayahku adalah seorang tentara, begitu pula dengan Kakekku dari pihak ayah. Muljono Sudigdyo namanya, anak pertama dari 4 bersaudara. Ayah lahir di Kediri, dan mengalami masa remaja di Surabaya. Ayah yang kini berusia 64 tahun, dulu menjadi TNI-AD melalui jalur Wajib Militer.

Mamahku dulu juga seorang tentara, yang tergabung dalam Korps Wanita Angkatan Darat. Merupakan sulung dari 8 bersaudara. Kakekku dari pihak mamah adalah seorang polisi. Mamah lahir di Bangka, dari orang tua yang berasal dari Madura dan Palembang. Sangat multikultur bukan? :)

Sepertinya mereka begitu mencintai pekerjaannya yang mengabdi demi negeri. Hal tersebut tercermin dalam nama yang mereka berikan pada anak-anaknya. Aku, Nurul Armylia, yang diartikan sebagai anak tentara yang bercahaya. Sedangkan dalam nama adik laki-lakiku terselip kata ADRI yang merupakan akronim dari Angkatan Darat Republik Indonesia. 

Latar belakang keluarga dan pekerjaannya itu mungkin yang menyebabkan ayah dan mamah mendidik aku dan adikku semara wayang dengan keras. Walau aku yakin, apapun tujuannya sebagau orang tua mereka pasti bermaksud baik. 

Karena tegasnya cara mereka dalam mendidik anak, juga betapa nomadennya kami tinggal dulu karena pekerjaan ayah sebagai tentara, aku dan adikku tidak ada yang berminat untuk melanjutkan 'trah' keluarga dengan menjadi seorang tentara atau polisi. Bahkan pada suatu waktu, aku sempat dijodohkan dengan seorang tentara, lulusan terbaik di angkatannya, 'hanya' agar ada yang meneruskan menjadi tentara dalam keluarga dengan wujud menantu :))

Bagaimanapun protektifnya ayah dan mamah dalam mendidikku, aku tetap mencintai mereka. Dan sungguh merasa bersyukur masih memiliki mereka, lengkap hingga saat ini, saat aku sendiri telah menjadi orang tua. Jika mampu, apapun yang mereka inginkan, ku harap bisa aku kabulkan. Walau tak sempurna, aku bangga memiliki mereka sebagai orang tuaku, dan aku harap mereka pun bangga memiliki anak sepertiku.

Jumat, September 25

Restu Orang Tua adalah Jalan Ninjaku

Namaku Nurul Armylia. Aku lahir dari pasangan yang bekerja sebagai tentara. Ayah dan mamah dulu sama-sama bekerja sebagai TNI-AD. Di sana pula mereka saling menemukan. 

Lahir di Malang tanggal 22 November sebagai anak pertama dan putri satu-satunya dalam keluarga. Aku mempunyai satu adik laki-laki, yang memiliki selisih usia 4 tahun dariku. Ketika adikku lahir tersebut, mamah memutuskan untuk berhenti bekerja. 


Pekerjaan Ayah otomatis membuat kami sering berpindah-pindah. Hingga aku seringkali pindah sekolah bahkan sebelum masa tahun ajaran baru tiba. Masa kecilku sempat kuhabiskan di Malang, di rumah kakek dan nenekku. Juga di Timor-timur,  Bali, dan yang paling lama di Tanah Sunda. Bandung, Sumedang, dan Cimahi adalah kota-kota yang sempat ku tinggali hingga menghabiskan masa remaja. Memasuki jenjang perguruan tinggi, aku dikirim ke Malang untuk berkuliah di Universitas Brawijaya, hidup terpisah dari orang tuaku agar aku menetap, untuk sementara.

Sejak kecil, sebagai anak pertama aku membawa berbagai harapan keluarga di pundak. Karena tidak ingin  mengecewakan, aku selalu berusaha mewujudkannya. Atau  dengan terpaksa mengikuti keinginan orang tua, seperti saat SMA, untuk masuk di Jurusan IPA. Padahal aku ingin masuk di Jurusan IPS saja. Begitu pun ketika melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Aku diarahkan untuk kuliah di Jurusan Akuntasi, padahal aku memiliki keinginan untuk masuk di jurusan Bahasa Inggris atau Hubungan Internasional. Namun hal tersebut ditolak mentah-mentah, dengan alasan jurusan Akuntansi kelak akan lebih banyak memberikan peluang lapangan pekerjaan. 

Selepas kuliah, aku mendaftar di berbagai perusahaan melalui Job Fair. Aku yang tidak berkeinginan untuk menjadi ASN, mendaftar di berbagai perusahaan swasta. Keinginan yang awalnya, lagi-lagi, tidak direstui oleh orang tuaku. Aku yang sejak kecil lebih dekat dengan ayahku, mencoba berbicara dan memberikan penjelasan padanya, agar aku diberi kesempatan untuk memilih jalan hidupku kali ini, setelah aku merasa cukup dewasa. Ayah yang kemudian membujuk mamah untuk melepasku keluar dari rumah, bekerja di perusahaan swasta yang berlokasi di luar kota. 

Yang terjadi kemudian adalah aku bekerja dengan berpindah dari satu kantor swasta ke kantor swasta yang lain. Hingga pada  tahun 2013, aku dipaksa untuk pulang kembali ke Malang. Setelah sebelumnya pekerjaan membuatku berpindah-pindah dari pulau yang satu ke pulau yang lain di Indonesia. Surabaya, Jakarta, Pekanbaru, Samarinda, dan terakhir berlabuh di Manado, adalah kota-kota yang sempat ku singgahi. 

Saat itu, Ayah yang sudah memasuki masa pensiun melewati masa istirahatnya di Malang. Orang tuaku memintaku keluar dari pekerjaan di kantor sebelumnya karena berharap aku dapat bekerja sebagai ASN. Hal yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan. 

Di tahun 2014, aku mengikuti beberapa tes masuk sekaligus, yakni di PT INKA, OJK, dan Kementerian Keuangan. Dengan posisi saat itu tinggal di Malang, dan belum bisa menyetir mobil, maka setiap kali menjalani tes aku selalu diantar oleh mamah. Tes PT  INKA di Madiun, sedangkan tes OJK dan Kementerian Keuangan berlokasi di Surabaya. Tahap demi tahap ku lalui, dan tes OJK ku gagal di tahap ke-4 dari 6 tahap. Sedangkan tes di PT INKA aku lolos sampai tahap akhir, ketika tes Kementerian Keuangan masih berjalan dan tersisa 2 tahap lagi untuk dilalui.  

Saat itu, aku ingin menerima saja tawaran kerja di PT INKA. Karena kupikir, kalau sudah ada yang pasti, kenapa masih berharap pada yang tidak pasti? Namun mamah meyakinkanku bahwa beliau yakin akan kemampuanku dan kelak aku akan dapat diterima di Kementerian Keuangan. Akhirnya tawaran pekerjaan di PT INKA tidak kuambil. Aku kemudian melanjutkan tahapan tes berikutnya di Kementerian Keuangan. Melihat banyaknya peserta yang mendaftar, aku sedikit enggan untuk berharap. Aku hanya dapat memberikan yang terbaik yang aku bisa. 

Berbekal restu orang tua, terutama doa ibu, aku diterima di Kementerian Keuangan, tepatnya di Direktorat Jenderal Pajak. Keinginan mereka agar aku dapat menjadi ASN terkabul. Dan bukankah hal paling membahagiakan di muka bumi adalah membahagiakan kedua orang tua? :) 

Tulisan ini non fiksi, dan berbentuk opini. Semoga ada hikmah yang dapat diambil, atau hal baik yang dapat dipetik..

Love,
'My.

Rabu, September 23

Sepucuk Surat yang Aku Titip pada Merpati

Hey, apa kabar kamu disana? Lama tak kudengar cerita tentangmu. Apa jarak yang terbentang ribuan kilometer mulai mencipta jarak di antara kita?

Aku menulis ini karena sedang diserang rindu. Iya, aku rindu kamu. Atau mungkin aku hanya merindu memori dahulu, ketika jeda antara kita hanya sebatas satu panggilan telepon. Lalu rindu, dapat berujung temu.

Masih teringat dalam ingatanku, ketika aku mengalami hari yang buruk seperti hari ini aku hanya tinggal mengirim pesan singkat padamu lalu kamu akan datang dengan tergesa. Kamu, yang selalu dengan wajah sok tenangmu itu, namun dari nada suaramu aku bisa merasa kekhawatiranmu akanku. Kamu yang menjadi tempat sampah atas keresahan, juga air mata. Pendengar terbaik yang pernah ada..

Sometimes home is a person, begitu yang pernah kubaca. Terima kasih, karena kamu membuatku merasa bahwa aku akan selalu punya kamu. Talking about everything until nothing. Bicara politik, juga mimpi-mimpi. Tentang sastra, hingga entah apa. Aku mengagumi isi kepalamu, hal pertama yang menjadi magnet untuk menarikku. Yang terjadi kemudian, mengalir begitu saja, apa adanya. Mengundang atensi, tanpa tendensi.

Namun itu dulu, saat selamanya aku kira ada. Betapa naifnya aku. Lupa bahwa setiap awal selalu punya akhir. Bahwa tiada yang abadi selain perubahan. Bahwa segalanya hanya sementara..

Andai aku dapat membekukan waktu, mungkin sudah kulakukan. Agar kita yang dulu sedekat nadi, tak perlu seperti kini yang sejauh mentari dengan bumi. Padahal masih berada di bawah langit yang sama, juga berpijak di tanah yang sama. Namun semua tak lagi sama. Apa kamu tidak rindu? 

Apapun itu, baik-baik ya di sana. Doaku bersamamu. Hanya itu yang mampu kulakukan kini. Apa isi doanya biar menjadi rahasia antara aku denganNya. Di sini, aku pun akan berusaha untuk baik-baik saja, meski tak lagi punya kamu. Aku akan belajar, berdiri dengan kedua kakiku sendiri. Katanya, apapun yang tidak cukup mampu untuk membunuhmu, malah akan menguatkanmu. Grazie mille, you..

Selasa, September 22

Surga Dunia dalam Wishlist

Day 4: places you want to visit.

"Kalau aku jadi Presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka Milea. -Dilan.

"Kalau aku jadi traveler yang harus mencintai salah satu antara gunung dan pantai, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku suka dua-duanya". -Armylia.

Hehehe, mengutip quote-nya Dilan untuk Milea, aku memodifikasinya untuk membuat quote ku sendiri untuk traveling. Karena biasanya kalau suka jalan-jalan, akan ditanya lebih suka mana antara pantai atau gunung. Dan biasanya juga akan ada kecenderungan untuk lebih menyukai salah satunya. Namun aku tidak bisa memilih. Aku mencintai keduanya. 

Gunung dan pantai masing-masing memiliki sensasi tersendiri. Selama perjalanan hingga sampai tujuan, akan ada tantangan yang berbeda yang harus dilalui untuk dapat sampai tujuan. 

Aku menyukai gunung karena suka berada di ketinggian. Memandang tempat lain di kejauhan, melihat hijauny perbukitan, gunung-gunung lain yang dapat terlihat di sekitar. Namun tidak dapat melakukannya karena terhalang oleh restu orang tua. Pun setelah menikah, Mas Cuamik yang sering ku rayu untuk menemaniku naik ke Semeru, hanya berhasil sampai di Ijen, hahaha.  Sampai sekarang, Ranu Kumbolo dan Semeru masih menjadi wishlist yang entah kapan dapat direalisasikan.

Pantai memberikan ketenangan tersendiri. Pasir yang menyentuh jemari, melihat garis batas antara laut dan langit dengan gradasi warna biru indahnya, dan tentu saja langit biru dengan awan putih ketika matahari sedang cerah-cerahnya. Siapa yang bisa menolak? :))

Pantai yang berada dalam daftar yang ingin ku kunjungi adalah pantai-pantai yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya yang menawan. Surga dunia di bawah laut katanya dimiliki oleh 4 pantai, Karimun  Jawa, Derawan, Bunaken, dan Raja Ampat. Yang sudah bisa dicoret dari daftar adalah Bunaken. 

Yep, karena pekerjaan aku sempat tinggal di Manado tahun 2012. Dengan modal nekat pergi ke Bunaken hanya berdua dengan teman sekantor saat itu. Masya Allah indahnya. Air yang bening, keindahan bawah laut yang jauh lebih indah ketika dinikmati langsung dari dalam air, juga pemandangan di sekitar karena berada di pulau tersendiri. Aku yang tidak bisa berenang, hanya bisa nekat snorkeling dibantu dengan pemandu untuk dapat menikmatinya. Benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan.

Sekarang, setelah menikah dan memiliki 1 anak, terdengar agak repot untuk dapat mewujudkannya. Namun bermimpi tidak berdosa kan? Mau mimpi dulu sah-sah aja kok. Kita tidak tahu kan jika memang jalannya, maka semesta akan membantu tanpa kita sadari. Siapa tau Malaikat pas lewat terus terwujud :)




Senin, September 21

Sebuah Memori tentang Kenangan

A Memory. Adalah tema untuk #30HariBercerita Day 3. 

I have very short term memories. Mungkin karena pelupa, atau entah kenapa. Maka dari itu aku berusaha untuk mengabadikannya dalam foto. Membekukannya, supaya kelak aku punya trigger untuk mengingat. Tentang waktu-waktu menyenangkan, orang-orang yang hadir dalam hidup, juga tempat-tempat yang pernah ku singgahi. 


Karena alasan itu pulalah, aku memiliki kamera pertamaku. Nikon D5100, yang kubeli di tahun 2012. Dengan harga yang masih lumayan saat itu, aku harus mencicil dengan kartu kredit untuk membelinya 🙃 Kamera DSLR yang sekaligus juga menjadi penanda hasil dari jerih payah bekerja. 

Walau tidak begitu mengingat kenangan, aku berusaha untuk merekamnya, semampunya. Orang-orang terdekat, momen-momen penting, walau samar ada dalam ingatan, namun tak kasat rasa..

Karena waktu adalah hal terpenting yang dapat kamu berikan pada seseorang, ia tidak dapat kembali. Aku begitu berterima kasih pada orang-orang yang telah hadir memberikannya untukku. Juga orang-orang baik yang Allah kirim agar aku tidak merasa sendiri. Aku merasa bersyukur dan lebih dari beruntung dapat mempunyai mereka di saat-saat buruk, saat jatuh dan terpuruk. Orang-orang yang kehadirannya sangat berarti. 

Hiduplah hari ini. Karena kemarin tak dapat diulangi, dan hari esok belum tentu terjadi. Nikmati saat-saat ini, sebelum ia berubah menjadi kenangan, dan suatu saat mungkin akan terlupa. 

*a self reminder

Minggu, September 20

Definisi Bahagia

Tema hari ke-2 dari #30HariBercerita adalah Things that Makes You Happy. Hal-hal yang membuatku bahagia. 

Banyak sekali hal yang ku syukuri dalam hidup. Seperti hal-hal rutin yang masih bisa ku dapat setiap hari atas seijin Allah. Masih bisa bangun setiap pagi, masih diberi nafas, masih dapat melihat kedua orang tuaku lengkap, bersama, dan hidup adalah sebagian kecil hal dimana aku merasa sangat beruntung.

Di luar itu, ketika aku mengalami hari yang buruk, makan cokelat dan es krim dapat membuatku merasa lebih baik. Rasa manisnya membuat perasaanku lebih ringan dan dapat tersenyum kembali.
Saat perasaanku sedang keruh, aku suka melihat langit. Berbaring di rerumputan, memandang langit biru cerah bersama awan putih, atau langit malam terang dengan bintang-bintang akan membuatku tenang. 

Aku mencintai tempat tinggi. Ketika harus melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat, aku akan memilih tempat duduk di dekat jendela untuk dapat melihat langit. Atau sekedar duduk-duduk melamun bodoh di tempat tinggi, memandangi rumah-rumah yang terlihat kecil di kejauhan. Hal yang bagi orang lain sangat sederhana, begitu retjeh, namun bagiku sangat berarti. 

Sama seperti kebanyakan orang, mendapat kejutan dan jalan-jalan adalah hal yang membahagiakanku. In a good way tapi ya, bukan kejutan semacam dibohongi atau diselingkuhi di belakang, wkwkwk. Dan ya, traveling. Menjelajah berbagai tempat, menemukan banyak hal baru, seperti pencarian jati diri yang menemukan muaranya. Keluar dari rutinitas yang selama ini dijalani, layaknya oase di tengah gurun pasir. 

Tentunya bahagia setiap orang definisinya dapat jauh berbeda. Kamu, apa yang dapat menjadi bahagiamu? :)

Sabtu, September 19

Armylia, get closer then you will know

Setelah vakum tidak membuka Twitter selama beberapa waktu, hari ini aku membaca cuitan teman sesama blogger yang membuat challenge #30HariBercerita untuk dirinya sendiri. Di tengah kebingungan ide untuk menulis One Day One Post dan keinginan untuk dapat terus menulis setiap hari, aku tertarik untuk melakukan hal serupa. Memulainya sulit, namun secara konsisten terus-menerus melakukannya akan jauh lebih menantang :)) Yang penting yakin dulu aja lah yaa 😹

Tema hari pertama adalah Describe Your Personality. Baru Day 1 aja udah bikin mikir, hahaha. Aku sampai googling buat nyari bahan. Karena menjelaskan kepribadian sendiri ternyata tidak mudah, tidak segampang berkomentar atas orang lain, wkwkw. Jadi penilaian ini akan sangat subyektif, disclaimer on :p


Bertemu dengan orang baru, atau bergaul dengan teman lama, aku berusaha untuk menjadi orang yang menyenangkan, paling tidak berlaku ramah ke setiap orang. Walau mungkin aku tidak terlalu nyaman dengan orang tersebut, aku akan berusaha untuk tidak menunjukkannya. Kadang-kadang aku merasa 'palsu' sih di bagian ini, tapi aku menganggapnya sebagai konsekuensi dari hidup bersama orang lain, bermasyarakat, ya begitu.

Aku suka membuat orang tertawa. Melontarkan hal-hal lucu, berbuat hal konyol yang menghibur. Walau ada pepatah yang mengatakan bahwa kita tidak dapat membahagiakan semua orang, kecuali kita jadi tukang es krim!

Aku tipikal moody. Masih terus belajar untuk tidak begitu, karena pengaruhnya kurasa buruk. Saat mood ku sedang tidak baik, aku mudah untuk jadi malas melakukan segala sesuatu, juga tidak begitu menyenangkan untuk diajak bicara :( Apapun yang kulakukan di saat seperti itu akan ku rasa salah.

Padahal dalam situasi normal, aku merupakan pribadi yang rajin dan bertanggung jawab, minimal atas pekerjaan-pekerjaanku di kantor. Memastikan agar tidak ada yang melewati batas waktu, juga menyelesaikan segala pekerjaan penting sebelum cuti.

Untuk sirkel terdekat, aku berusaha untuk berterus terang. Jujur tentang apa yang ku rasa, terutama kepada orang-orang yang dapat membuatku merasa nyaman. Walau akhirnya hal tersebut menjadi salah satu kelemahanku karena aku tidak pandai menilai orang. Jadi terkadang aku mempercayai orang yang salah 🙃

You can be anything in this world, be kind. Aku masih terus belajar untuk jadi orang baik, walau kadang sulit. Karena kita ga bisa selalu menemukan orang baik dalam hidup, paling tidak mari menjadi salah satunya! =)

Love,
'My.

Jumat, September 18

Cream dan Tilik, 2 Film Pendek yang Sarat Makna

Cream, adalah sebuah film animasi pendek yang diciptakan oleh David Firth, dan berdurasi sekitar 10 menit. Film ini bercerita tentang sebuah krim yang diberi nama Cream. Cream berguna untuk menyelesaikan hampir segala masalah yang ada di dunia. Mulai dari memuluskan wajah dari jerawat, menyembuhkan cacat di kulit, memudakan wajah hingga nenghidupkan kembali yang sudah meninggal. Cream bahkan dapat 'menciptakan' emas perhiasan, mengubah kendaaraan lama jadi baru, memperbaiki alam yang rusak, juga mampu menduplikasi banyak hal.

Setelah menggunakan Cream, orang-orang menjadi malas karena hal-hal yang ingin mereka miliki dapat tercapai tanpa usaha yang berarti. Hingga pada suatu waktu, orang-orang berkepentingan yang merasa dirugikan dengan adanya Cream tersebut, membuat suatu konspirasi melalui media. Mereka membuat berita-berita yang menjatuhkan image Cream di mata masyarakat yang merupakan pengguna dari Cream tersebut. Dalam berita-berita yang beredar dikatakan pengguna Cream tersebut secara otomatis akan mengidap 3 jenis penyakit AIDS, ilmuwan penemu Cream adalah pedofil, hingga bahan baku Cream yang bersumber dari mayat bayi korban pedofil sang ilmuwan.

Karena serangan berita yang masif dan serentak dari berita-berita di koran, masyarakat langsung termakan berita tersebut tanpa mencari tahu kebenarannya, dan beramai-ramai membuang Cream tersebut bahkan sampai membakarnya. Mereka memboikot Cream dan tidak mau menggunakannya lagi. Film diakhiri dengan ilmuwan penemh Cream yang kemudian dijebloskan ke penjara dengan berbagai tuduhan.

Meskipun terdengar tidak begitu masuk akal, namun tidak ada yang tahu bagaimana kelak kemajuan teknologi akan berkembang dengan canggihnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi di masa depan.

Ide yang dibawa film ini segar, namun sarat makna. Bahwa hal-hal yang memberikan kemudahan, apalagi dapat menunjukkan bukti, akan langsung mendapat tempat di masyarakat. Lalu kemudian orang-orang akan menjadi malas, karena tanpa usaha yang berarti, apa-apa yang diinginkan dalam hidup dapat tercapai. Betapa hidup menjadi terasa begitu mudah.

Terkadang, tidak perduli seberapa baik hal yang telah dilakukan, akan selalu ada yang tidak menyukai kita. Begitu pula yang terjadi dengan ilmuwan penemu Cream. Pada akhirnya, ada orang-orang yang berusaha untuk menjatuhkan ilmuwan tersebut.

Seperti dalam setiap perubahan yang terjadi, pasti terdapat pro dan kontra. Pihak-pihak yang merasa berkepentingan juga merasa dirugikan, menyusun rencana untuk menjatuhkan popularitas Cream. Ide tersebut terealisasi melalu berita-berita hoax yang dengan sengaja disebar di media massa. Karena sangat masif, dan masyarakat yang pada dasarnya mudah tersulut emosinya tanpa perlu mengkonfirmasi, imej Cream hancur begitu saja, dalam sekejap.

Maka dari itu, untuk menerima suatu informasi, kita tidak hanya perlu pintar, namun juga harus bijak dalam menyaring informasi mana yang penting, juga benar. Tidak semua informasi yang masuk dapat ditelan mentah-mentah. Semoga kelak, masing-masing dari kita dapat memahami suatu berita secara lengkap, tidak hanya menyimpulkan dari garis besar atau judul beritanya saja :)

Senada dengan film Cream, dari dalam negeri ada film Tilik yang membawa pesan serupa. "Dalam hidup tidak ada kebenaran mutlak", adalah pesan yang tersirat dalam skenario Tilik yang ditulis oleh Bagus Sumartono. Film Tilik yang tayang secara legal di akun Youtube Ravacana Films pada 17 Agustus 2020 ini berhasil viral berkat karakter Bu Tejo yang sangat menonjol.

Tilik dalam bahasa Jawa berarti menjenguk, merupakan sebuah tradisi yang masih sering ditemui dalam kebudayaan Jawa, terutama di Yogyakarta. Hal tersebut pula yang menginspirasi Bagus sebagai awal mula dari ide adanya film Tilik ini pada tahun 2016.

Baru dapat terealisasi pada tahun 2018, film Tilik mengisahkan serombongan ibu-ibu yang mau menjenguk Bu Lurah di Rumah Sakit dengan menggunakan truk. Perjalanan yang panjang dilalui dengan obrolan-obrolan khas ibu-ibu yang didominasi pembicaraan mengenai Dian, seorang kembang desa yang cantik, sudah bekerja, namun belum menikah. Bu Tejo yang memperhatikan Dian menyatakan kemungkinan yang dia yakini benar, bahwa Dian bukanlah perempuan baik-baik. Pekerjaan Dian yang dianggap tidak jelas namun dapat membuat Dian memiliki motor dan telepon genggam baru dalam waktu singkat semakin memperkuat dugaan Bu Tejo mengenai hal tersebut. Yu Ning yang masih saudara jauh dari Dian tidak terima hingga terlibat adu mulut dengan Bu Tejo. Yu Ning memperingatkan Bu Tejo untuk tidak sembarangan memfitnah orang. Bu Tejo beralasan bahwa dia memiliki bukti-bukti berupa foto-foto Dian bersama seorang lelaki berumur yang bersumber dari Facebook.

Film Tilik dengan mudah mendapat perhatian masyarakat mungkin karena terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Peran dan obrolan yang membumi, juga keunikan dari masing-masing tokoh sentral langsung membekas dalam benak siapa saja yang telah menonton film ini.

Film berdurasi sekitar 30 menit ini, memberikan akhir yang di luar dugaan. Kemudahan akses internet, juga informasi yang beredar di media sosial, sepatutnya membuat kita mawas diri. Bahwa tak sepenuhnya apa-apa yang kita baca benar adanya. Perlunya menyaring informasi dengan bijak agar tidak termakan hoax, atau yang lebih parah menyebabkan kita menyebarkan informasi yang tidak benar.


Kamis, September 17

Bila aku telah dewasa

ketika aku masih kecil dulu

rasanya ingin cepat menjadi dewasa
mereka terlihat berkilau
bersinar dengan indahnya

saat aku beranjak dewasa
masalah mulai terasa rumit
tidak lagi semudah 
saat aku menginginkan sesuatu yang sederhana
beberapa hal jadi terpikir pelik

ketika aku telah dewasa
aku berharap dapat kembali ke masa kanak-kanak
saat masalah hanya berupa tak mampu mengerjakan PR matematika
bukannya tentang menentukan berbagai hal dalam hidup
membuat keputusan yang kadang begitu krusial

namun seperti waktu yang tak dapat kembali
juga tak bisa diputar lagi
aku hanya bisa hidup hari ini
menjalani dengan hati
mengambil rehat ketika letih
kadang jatuh, untuk kemudian bangkit lagi..

Selasa, September 15

Bicara dengan Cermin

dulu aku mengira hidup hanya hitam dan putih

benar dan salah


begitu mudah bagi kita untuk melihat celah

atas kesalahan orang lain

dicari, satu per satu


ketika tiba giliran kita dicela

tak suka, kecewa, marah


sudahkah bercermin hari ini?

Senin, September 14

Kamu, dan Bayangmu

karena walau aku berlari 

sejauh apa pun, sekencang-kencangnya 

kemana pun arahnya,

pada akhirnya, 

akan selalu padamu aku kembali


bayangmu yang tak mau pergi

selalu ada di sana, menghantui

hingga entah kapan, 

aku dapat menghadapimu dengan berani


kamu dengan kesederhaanmu

menyentakkan egoku

mengusik imajiku akan kesempurnaan

dan rutin menggoda isi kepalaku 

saat aku menghela napas mengambil jeda


dengan rela aku membiarkanmu menjalankan tugasmu

menggangguku,

membangunkanku dari mimpi

saat aku sibuk mencari jawaban 

atas segala pertanyaan dalam proses pencarian


padahal ada kalanya

jauh lebih baik untuk tidak mengetahui

Minggu, September 13

Kamu Bumi, dan Aku Bulannya

seperti bulan yang berotasi pada bumi

aku akan selalu ada di sekitarmu

mengawasimu, mengagumimu, meski dari jauh

bergerak menujumu

dalam jarak aman hingga mungkin tak kamu sadari


berharap aku, kamu, kita, ada di jalur yang sejalan

kadang berharap bertabrakan

walau nyatanya berlawanan


kesempatan yang terencana

pandangan yang selalu hadir

perbuatan baik tanpa tendensi

adalah bentuk usaha yang masih aku semogakan

bisa jadi kurang keras

atau tak terlihat berbeda

hingga jarang terperhatikan


walau tak mudah 

dengan malu kunyatakan

aku mau kamu

ada di hidupku

ijinkan aku terus mencoba

tak apa ya?

Sabtu, September 12

Melangitkan Do'a

dari seluruh wilayah di muka bumi

mengapa aku harus bertemu denganmu?

mengalami setengah asa 

juga keraguan yang digantung


nyaman itu jebakan

seperti air dalam gelas

yang penuh tumpah hingga meluber

masihkah akan bertahan?


mencoba mengalah dalam kerumitan berpikir

karena menunggu sama sekali bukan pilihan

sampai tiba saat untuk bangun 

berhenti melangit, kembali menjejak


bila kamu tahu alasannya

atau kapan tepatnya harus berhenti

kamu tak akan sibuk menerka 

bagaimana lanjutan cerita kalian


namun jika semua do'amu terwujud dalam satu waktu 

masihkah kamu akan bersyukur? 

Hal Baik, Ekspektasi, dan Saat Pertama

entah kamu yang terlalu cepat datang

atau aku yang belum siap

seperti beberapa hal baik yang datang bertamu

namun salahku melewatkannya


mungkin kamu lupa rasanya 

ekspektasi yang tidak terpenuhi

seringkali menjadi beban bagi perasaan

apalagi ketika tidak ada pilihan yang lain


lari dari masalah tidak menyelesaikan apa-apa

dan akan selalu ada saat pertama dalam banyak hal

sempurna atau tidak tergantung siapa yang menyimpulkan

hiduplah, sebisanya

Jumat, September 11

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

nanti kita cerita tentang hari ini

tentang kegagalan atas mimpi yang tak tergapai

tentang patahnya hati oleh harapan yang dibuat sendiri

tentang kehilangan seseorang yang dibela mati-matian

tentang menunggu atas sesuatu yang tak kunjung datang

tentang rasa takut yang mau tak mau harus ditaklukkan


nanti kita cerita tentang hari ini

tentang memori yang dilalui bersama

tentang bangkit setelah jatuh terseok karena angan yang berada di awang-awang  

tentang bertahan walau tak mungkin akan bersama

tentang perubahan, karena tiada yang abadi selainnya


nanti kita cerita tentang hari ini

kala ia seperti film jaman dulu yang berwarna hitam putih

memutar senyum yang menyelamatkan asa,

tepukan di bahu saat melamun di tepi jurang,

juga pelukan yang menampung keluh dan air mata

serta cerita, yang dibagi bersama

dulu

ODOP, langkah awal menapaki mimpi

Dapat konsisten menulis setiap hari satu postingan adalah sebuah cita-cita. Karena ketika memulai terasa sulit, istiqamah nyatanya jauh lebih sulit lagi. Akan ada banyak alasan, atau pembenaran untuk tidak melakukan, untuk memenangkan kemalasan. 


Berangkat dari hal tersebut, maka ketika melihat postingan seorang teman yang rutin menulis blognya setiap hari, bahwa Komunitas One Day One Post membuka rekrutmen baru, aku jadi termotivasi. Apalagi setelah kepo di akun Instagram ODOP bahwa pembukaan anggota baru hanya berlangsung sekali setiap tahunnya, jadi makin semangat.

Ketika stalking tersebut aku membaca di kolom komen, bahwa ada beberapa orang yang tidak lolos rekrutmen di tahun-tahun sebelumnya, dan sempat membuat pesimis. Tapi kalau tidak dicoba, tidak ada yang tahu kan bagaimana hasilnya? :)

Ketika akhirnya berhasil masuk dalam squad ODOP Batch 8, hati senang bukan kepalang. Berharap bahwa 'tekanan' untuk menulis setiap hari dapat memaksaku untuk lebih produktif. Namun cobaan datang pada minggu pertama..

Pekerjaan di kantor tiba-tiba menumpuk, dan semua dikejar batas waktu jatuh tempo. Anak semata wayang mendadak rewel tidak jelas kenapa. Bikin pusing working mommy sepertiku untuk mengatur waktunya.

Namun disitulah tantangannya! Meyakini bahwa aku bisa, pasti bisa. Tetap semangat dan percaya bahwa dimana ada kemauan disitu ada jalan adalah jalan ninjaku untuk bisa lulus dari program ODOP. Setidaknya mencoba bertanggung jawab atas pilihan yang sudah dibuat, tidak menyerah sebelum batas akhir pengumpulan, walau ada yang harus utang 😹

Harapanku, semoga dengan mengikuti Komunitas ODOP, pada akhirnya akan membuatku biasa menulis setiap hari. Sesederhana itu dulu. Mimpi yang lain siap menyusul kemudian.. Menulis dengan baik, memiliki pilihan kata yang lebih beragam (karena diksi adalah salah satu kelemahanku, hehehe), hingga sampai pada mimpi terbesar dalam hidup, menerbitkan bukuku sendiri tercapai :)) 

Mari mulai kebiasaan baik dari hal yang kecil, dan yang lebih penting, mulai dari sekarang 😁

#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPChallenge1

Kamis, September 10

Dipermainkan Takdir

 Apa kamu percaya takdir?

Semesta yang mempertemukan aku denganmu

Hati yang membuatmu jatuh padaku

 

Boleh aku menghindar saja?

Karena aku tak ingin jatuh ke lubang yang sama

Karena jalan kita yang bersinggungan

Hanya terbatas sampai disana

Bersama namun tak seiring jalan

 

Hidup begitu lucu

Kamu dan aku menaiki bis yang berbeda

Mengalami perjalanan

Berdampingan dengan kursi yang tak lagi kosong

Namun terpaku ketika pada satu titik

Turun dan berjumpa di halte yang sama

 

Untuk apa?

Menikmati waktu

Selama masih tersisa ada

Mengukir kenangan

Yang mungkin kelak akan terlupa

Cukup?

Harus.

 

Selasa, September 8

Pengen bisa nabung? Ini beberapa triknya!

Jaman sekarang ini kayanya lagi ngetren banget deh soal investasi, terus melek keuangan, juga bagaimana caranya mengelola finansial. Tapi bagaimana mau investasi kalau setiap bulan penghasilan lewat terus. Habis begitu saja, tanpa menyadari kemana perginya. Pasti sudah tidak asing lagi dengan keluhan semodel, “aduh bagaimana mau investasi kalau tabungan saja tidak punya”. Berarti sebelum belajar soal investasi, ada baiknya membiasakan diri buat belajar menabung terlebih dahulu.

Untuk awal-awal memang sepertinya harus dimulai dengan cara memaksakan diri dulu. Seorang kawan pernah berkata bahwa perbuatan baik terkadang memang harus dipaksa pada mulanya, untuk kemudian agar menjadi kebiasaan 😊

Memulai untuk menabung itu tidak mudah, tapi menurut aku, konsisten melakukannya akan lebih sulit lagi. Nah, bagaimana sih cara menabung agar tidak cepat bosen atau angin-anginan? Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dicoba.

  •        The power of retjeh

Tidak hanya bercanda retjeh saja yang bisa bikin seneng. Uang retjeh juga bisa. Mari mulai dari hal yang kecil dulu seperti uang retjeh. Setiap kali dapat kembalian beruapa koin atau uang retjeh, langsung tabung! Disisihkan, masuk celengan. Seperti kata pepatah kan, sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. Dari koin-koin nanti jadi jeti-jeti, hehehe.

  •        Tentukan Nominal

    Bisa juga dicoba ketika mempunyai uang dengan nilai nominal tertentu, maka akan langsung masuk tabungan. Bebas, yang penting ikhlas, hahaha. Kira-kira di nilai nominal berapa, bisa mulai dari 1.000 sampai 100.000. Jadi ketika memiliki uang senilai itu, auto dipindahkan dari dompet ke celengan.

  •        Tanggal terbalik

Pengennya sih tanggal (tidak) terbalik. Jadi di tanggal 1 aku menabung 1.000, tanggal 2 aku menabung 2.000, begitu seterusnya sampai tanggal 31 aku menabung 31.000. Tapi sebagai pekerja yang gajian tiap tanggal 1, agak berat kali ya kalau menuju tanggal tua nominalnya makin besar, hehehe. Jadi dibalik saja, di tanggal 1 menabung dengan nominal paling besar yakni 31.000, tanggal 2 menabung 30.000, begitu hingga di tanggal 31 kewajiban nabungnya tinggal 1.000 saja.

  •        Tanggal tertentu

Misal di tanggal yang penting atau berkesan, seperti tanggal ulang tahun atau mungkin di tanggal dengan angka favorit, aku akan rutin menyisihkan sejumlah nominal tertentu. Misal karena tanggal lahir aku tanggal 22, maka setiap tanggal tersebut aku akan menyisihkan 22.000 atau 220.000. Bisa juga karena angka favorit aku 7, jadi setiap tanggal 7 aku akan menabung sejumlah 50.000 atau 100.000. Cara tersebut juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur auto debet dari bank di setiap tanggal tertentu. Tentunya, setelah penghasilan masuk di rekening ya. Dalam setiap bulan tidak terbatas pada satu tanggal tertentu saja loh, dapat dikombinasi beberapa tanggal juga.

  •        Nominal terkecil atau terbesar

Setiap malam sebelum tidur, lakukanlah hal berikut. Coba cek dompet untuk melihat nominal uang terkecil atau terbesar yang ada di dompet. Kemudian silahkan diputuskan untuk menyisihkan nilai yang mana. Namun lakukan hal tersebut setiap hari ya.


Jadi bagaimana, terdengar mudah kan? Namun hal tersebut tidak akan berarti jika kita tidak memulai. Mulailah dengan yang kecil, mudah, dan yang terpenting mulailah sekarang!