karena datang mengetuk
namun pergi saat pintu terbuka
aku menyebut mu pecundang
karena meninggalkan awal
yang kau akhiri bahkan sebelum ada jeda
aku menyebut mu pecundang
karena mengucap perpisahan
pada halo yang tak sempurna
aku menyebut mu pecundang
karena menunggu kedatangan
saat aku bahkan telah kau depak ke entah antah berantah
lalu apa kusebut diriku
yang tak henti-hentinya menerima
keraguan mu tanpa alasan
lalu apa kusebut diriku
yang merelakan semua
dengan mengagungkan sesuatu yang tersebut cinta
dengan mengagungkan sesuatu yang tersebut cinta
lalu apa kusebut diriku
yang membiarkan saja
hati kau injak-injak berserak
hati kau injak-injak berserak
lalu apa kusebut diriku
yang mengizinkan diri
menjadi korban atas apapun semena mu
menjadi korban atas apapun semena mu
kau pecundang,
aku yang maha bodoh.
kau pecundang,
aku hanyalah budak perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar