Informasi Buku:
Judul Buku : The Second Best
Penulis : Morra
Quatro
Editor : Alaine
Any
Penyelaras Aksara : Tesara Rafiantika
Penata Letak :
Putra Julianto
Desainer sampul : Agung Nurnugroho
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 218 Halaman
Cetakan :
I, 2017
Ketika cinta pertama tak bisa dimiliki, maka cinta
memilih jalannya sendiri.
Sinopsis Buku :
Tanyakan hatimu bila kau bimbang. Mengapa sang cinta
pertama, sosok yang kau kenal dekat, tak mampu kau raih? Lalu, apakah hati ini
siap untuk pilihan cinta yang lain?
Bagi
Gwen, jatuh hati kepada Aidan terasa mudah. Hatinya selalu tertuju kepada
dirinya. Namun, hati Aidan sulit dijangkau olehnya.
Lalu
Edgar hadir menawarkan rasa yang sehangat lagu cinta. Bersamanya, yang Gwen
tahu adalah ia tak terlalu merasa sakit – karena hati laki-laki itu selalu
terbuka untuk dirinya.
Namun,
cobalah tanya hati sekali lagi. Benarkah Edgar sosok pilihan kedua terbaiknya?
Atau .. .. diam-diam Aidan masih ia rindukan?
Review Buku:
Ide cerita novel ini datang dari obrolan Morra Quatro
dengan Adhitya Mulya, rekan sesama penulis, yang mencetuskan sebuah kalimat
yang pernah Kang Adhit dengar dari temannya, “Akan ada satu nama yang selalu
tertulis di hati kita, tapi tak bisa tertulis di buku nikah”. Kalimat tersebut sungguh
mudah untuk menggelitik, termasuk saya. Saat membaca mengenai proses awal menulis
buku ini dari akun twitter Kak Morra, saya penasaran ..
Awalnya saya kira, cerita ini akan mengambil setting
usia dewasa, atau kehidupan rumah tangga. Namun ternyata, Gwen, Aidan, dan
Edgar adalah mahasiswa-mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Lincolnshire
(setting lokasinya).
Gwen, udah kecantol sama Aidan sejak dari mula. Namun
terlambat menyadari (atau terlambat mengakui) perasaannya. Sementara Aidan,
naksir sama Maya, anak baru di PSM (Paduan Suara Mahasiswa) kampusnya.
Edgar, sahabat Aidan, tertarik pada Gwen sejak dari
mula. Dan kayak kata pepatah, batu kalau ditetesi air terus-menerus pasti nanti
bakal bolong juga, aku sempet mikir kalau Gwen memang berusaha sama-sama Edgar.
”Akan selalu
ada satu yang paling kita inginkan itu, yang tak bisa kita miliki. Sedangkan
kita tak bisa sendiri, tak berani. Itu sebabnya kebanyakan kita berakhir dengan
yang terbaik kedua. The second best." - halaman 3
Lalu karena settingan novel ini
adalah kehidupan perkuliahan, saya kira novel ini akan terasa ringan, membaca tanpa perlu
mengerutkan dahi. Namun lagi-lagi
saya salah. Alur cerita di pertengahan novel ini ‘gelap’. Saya sama sekali tidak
menduga bahwa akan dibawa kesana ceritanya. Mungkin menunjukkan sisi lain dari
kehidupan mahasiswa jaman sekarang, karena biasanya di novel-novel yang lain alurnya
terasa ‘manis’. Ga saya sebutin ya, biar ga cuma saya yang terkejut :p
Kira-kira, Edgar sadar ga kalau
Gwen ini sebenarnya menjadikan ia sebagai the second best? Gimana sama Aidan,
sebenarnya dia ngeh ga sih sama perasaan pacar sahabatnya itu?
”Kurasa, bersama
siapapun yang bukan kamu, aku pasti tidak akan setia. Kamu akan selalu ada."
- halaman 224
Rates : ✯✯✯✰✰
Informasi Penulis:
-Morra Quatro-
Novel-novel lain yang ditulis: Forgiven (2010), Believe (2011), Notasi (2013), What
if (2015)
twitter :
@miss_morra
IG :
@miss.morra
blog :
morraquatro.tumblr.com
Location : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar