Jumat, November 27

"you'll never know the way it tears me up inside to see you . I wish that i could tell you something to take it all away . . "


Karena wajahmu selintas lalu mengisi pikiranku,
setelah sekian waktu . .
Lalu aku termangu sendu menunduk malu,
betapa ternyata aku masih menyimpan memori senyummu
Ini menyakitiku kau tau,
karena seharusnya tak begitu .

Entah telah berapa waktu,
pertanyaan itu mengusikku,
"Untuk apa kita bertemu
jika hanya untuk berpeluk dalam kabut?"
Dan yang kuinginkan saat ini hanya menggenggammu
menyimpanmu dalam peti di kepala kusut
Maukah kamu?



Depok, 22 September 2015

Tidak ada komentar: