Informasi
Buku:
Judul Buku : Forever Monday
Penulis : Ruth Priscilia
Angelina
Desain sampul : Orkha
Creative
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
Tebal : 320 Halaman
Cetakan : III, November 2017
ISBN : 978-602-034-621-2
Sinopsis:
Bagi
Ingga, Senin adalah segala-galanya. Dia takkan mau menukar Senin miliknya untuk
apa pun. Karena hanya pada hari itu dia bisa menjadi pacar Eras, playboy berhati dingin yang mengasuh dia
dan adiknya setelah ayah mereka meninggal beberapa tahun lalu.
Kemudian
Kale datang ke hidupnya. Pemuda nekat itu memperkenalkan hari-hari yang lain kepadanya,
mengajarinya cara bersenang-senang, dan menyayangi diri sendiri. Tidak seperti
Eras, Kale yang hangat membuat hatinya jungkir balik, memporakporandakan dunianya
dengan semua bentuk kasih sayang yang aneh.
Namun,
apakah itu semua cukup bagi Ingga untuk melepaskan Eras dan Senin miliknya? Akankah
cinta buta membuat Ingga bertahan meski Eras memiliki banyak rahasia yang mampu
menghancurkan gadis itu dan semua orang yang disayanginya?
Review :
Buatku
novel Forever Monday punya
judul, premis cerita dan cover yang sederhana tapi menarik. Cover novel ini hitam polos
dengan dihiasi judul Forever
Monday berwarna putih, dan teman-temannya Monday
yang dicoret. Kalau disatukan dengan isi ceritanya, ya cocok, mengingat novel
ini agak gelap ceritanya 😇
Apakah aku penasaran
saat membaca bab-bab awalnya? Iyalah penasaran. Bahkan sampai mendekati
endingnya, aku nggak bisa menebak bagaimana akhir ceritanya, sampai aku dibuat
ternganga sendiri dengan akhirnya.
Forever Monday
menceritakan kisah Ingga, Eras, Kale. Sedikit terselip juga kisah Rara -sahabat
Ingga-, Adinata -ayah Rara-, Jonathan -sahabat ayah Ingga- dan Wira -yang
mengurus Ingga, Gino dan Eras-.
Sepeninggal kedua
orangtuanya, Ingga dan Gino (adik Ingga) harus tinggal dengan Eras, sesuai yang
dituliskan ayah mereka di surat wasiat. Ingga jatuh cinta pada Eras sampai
mengemis cintanya. Menjadi pacar di hari Senin pun Ingga bersedia. Tapi Eras
selalu membencinya, Eras memberikan hari senin untuknya, karena hari Senin
adalah hari tersibuk Eras. Gino menentang hubungan mereka. Dia jadi jarang
pulang ke rumah yang dia, Eras dan Ingga tinggali bersama.
Rara, teman Ingga,
cukup mengerti dengan cinta gila Ingga. Bertahun-tahun dia mengharapkan kasih
sayang ayahnya, Adinata. Dia rela dipukuli serta dijadikan pertaruhan bisnis.
Kali ini Rara disiapkan untuk memikat Kale, penerus perusahaan Earth Line.
Ternyata Kale lebih
tertarik dengan Ingga dan tidak mempedulikan status ‘pacar hari Senin Eras’.
Dia malah sering memacari mantan pacar Eras dan begitu juga sebaliknya. Mereka
dulu bersahabat tapi berpisah jalan karena seorang perempuan bernama Sandra.
Diantara rasa sakit,
kecewa dan benci yang diciptakan Eras dalam dirinya, Ingga bertemu dengan Kale.
Another playboy yang memberikan warna tersendiri bagi Ingga. Kale ada
setiap Ingga membutuhkannya. Bagi Ingga, Kale adalah matahari. Tapi Ingga tidak
bisa melupakan Eras begitu saja, karena buat Ingga Eras ibarat rumah. Kemana
pun dia pergi, dia akan selalu pulang ke rumah.
Ingga menyukai
kehadiran Kale. Kale memberinya segala yang dia inginkan dari Eras. Tiap hari,
termasuk hari Senin milik Ingga jadi lebih berwarna. Tapi sebaik apapun Kale,
yang Ingga inginkan adalah Eras seorang.
Di hari ulang tahun
Ingga, Gino mempersiapkan kejutan bersama Rara dan Kale. Dia menjemput
Ingga dan membawanya ke rumah lama mereka. Ingga terkesan dengan kejutan
tersebut. Tapi kemudian dia mendapatkan potongan-potongan masa lalu yang
menyakitkan. Dia kemudian mengamuk dan berusaha mencekik Kale sampai mati.
Aku harus menarik
napas dalam-dalam dulu begitu menutup lembaran terakhir novel ini. Aku terdiam,
dan sesaat kemudian teriak “Apa-apaan ini?!”
Forever Monday punya cerita rumit yang dark, bertempo
cepat, penuh dialog menyakitkan hati dan ending yang mengejutkan.
Di sini beberapa tokohnya punya masa lalu yang membuat mereka lebih gampang
membenci, melontarkan kalimat kasar dan sengaja membuat orang lain menderita.
Dengan porsi rasa benci yang sebanyak itu, aku malah bisa melihat rasa cinta
dan kasih sayang yang mereka berikan sekaligus inginkan dengan jelas. Miris
jadinya, huhuhu 😭
Dialog-dialognya
sinis, sarkastik, tapi dialog tersebut dengan sukses membuatku terus membalikan
halaman. Cerita berjumlah sekitar 300 halaman ini jadi terasa seperti 400
halaman lebih, saking terasa penuh dan rumitnya.
“Kamu tidak bisa menghancurkan hati yang sudah
hancur.” -halaman 48
Gaya bahasa dalam
novel ini cukup ringan. Penokohannya juga terbilang apik. Satu per satu tokoh
ditunjukan sifat dan karakternya masing-masing. Sudut
pandang yang merata. Dalam setiap pergantian bab, berbeda-beda sudut pandang.
Di sisi lain, sebagian
latarnya memang ada yang dijelaskan, namun pendeskripsian tempat masih
kurang kalau menurutku.
Eras dan Kale di
sinopsis digambarkan sebagai playboy. Tapi pas masuk ke ceritanya, aura playboy
mereka berdua malah seperti tidak terasa. Mungkin sebenarnya lebih bisa
dideskripsikan karena ceritanya menggunakan sudut pandang orang ketiga, bukan
sudut pandang orang pertama. Usia Eras
dan Kale juga 26 tahun, tapi penulis lebih menggambarkan sifat dan gaya
berpakaian mereka seperti remaja kebanyakan.
Forever Monday
punya cerita yang agak kelam dan penuh rasa negatif. Tadinya kupikir jalan
cerita novel ini nggak akan sesuram itu dan isinya melulu percintaan. Bukan
seperti itu ternyata. Pilihan ending-nya membuatku berpikir, apakah aku
masih mau menemukan ending seperti itu di buku-buku yang aku baca?
“Cinta tanpa alasan itu cuma cocok untuk novel atau
film roman. Bukan di dunia nyata. Dunia nyata butuh logika.” -halaman 24
Rates
: ✯✯✯✯✰
Informasi Penulis:
-Ruth Priscilia Angelina-
Novel-novel lain yang
ditulis: Grey Sunflower (2010), Rainbow
and Ocean (2012), Forever Monday (2014), Black (2017).
twitter : @ruthpriscilia
IG : @ruthpriscilia
email : superuthie@yahoo.com
Lokasi : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar