Disebut
sebagai salah satu karakter yang paling ditunggu penampilannya, Venom akhirnya
tayang juga di bioskop mulai tanggal 3 Oktober 2018 lalu. Setelah sebelumnya mencoba
melalui The Amazing Spider-Man, Sony kembali mencoba peruntungan melalui
semesta Spider-Man atau yang disebut Spiderverse melalui karakter Venom, sosok
anti-hero pembenci Spider-Man.
Saat
pertama kali mengumumkan eksistensinya, Venom merupakan proyek menantang yang
sangat beresiko bagi Sony Pictures. Karena untuk mewujudkanya, Sony tidak
menyertakan Spider-Man. Walau di ranah film sendiri, Venom pernah muncul dalam
babak pamungkas trilogi Spider-Man besutan Sam Raimi.
source: en.wikipedia.org
Film Venom
adalah kisah tentang seorang jurnalis investigatif bernama Eddie Brock (Tom
Hardy) yang mendapati ketidakberesan eksperimen rahasia di perusahaan pusat
penelitian Life Foundation yang dipimpin oleh Carlton Drake (Riz Ahmed). Eddie
ngotot jika Carlton hanyalah seorang pembual dibalik yayasan Life of Foundation
dan misi penerbangan roketnya ke luar angkasa. Eddie menduga Life Foundation
telah melakukan praktek terlarang, yang menewaskan banyak orang. Life
Foundation tersebut menjadi klien dari kekasih Eddie, Anne Weying (Michelle
Williams).
Media
tempat Eddie bekerja lantas membuat Eddie akhirnya dipecat sehubungan dengan yang
dilakukannya saat mewawancarai Carlton. Hal ini sempat membuat Eddie putus asa
dan tidak ingin lagi menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan Life Foundation.
Namun, situasi berubah ketika dia bertemu dengan Dora Skirth (Jenny Slate), salah seorang ilmuwan yang bekerja di Life Foundation. Dora menggelitik sisi jurnalis Eddie, dengan menawarkan akses langsung ke laboratorium Carlton di Life Foundation, beserta bukti pelanggaran yang telah dilakukan Carlton dan perusahaan tersebut.
Namun, situasi berubah ketika dia bertemu dengan Dora Skirth (Jenny Slate), salah seorang ilmuwan yang bekerja di Life Foundation. Dora menggelitik sisi jurnalis Eddie, dengan menawarkan akses langsung ke laboratorium Carlton di Life Foundation, beserta bukti pelanggaran yang telah dilakukan Carlton dan perusahaan tersebut.
Dalam proses investigasi itulah, Eddie secara tidak sengaja menjalin
kontak dengan entitas simbiot dari luar angkasa yang kemudian menjadi bagian
dari dirinya. Eddie sempat menolak kehadiran sosok simbiot tersebut dalam
dirinya. Namun lambat laun, Eddie akhirnya bisa menerima sosok simbiot Venom,
begitupula sebaliknya. Tidak hanya itu, sekutu barunya itu juga mampu mengubah Eddie menjadi lebih kuat. Keduanya
semakin menyatu setelah kehadiran Riot, simbiot lain yang menyatu dengan Carlton,
yang kemudian menjadi lawan tangguhnya.
Karakter Eddie Brock dibuat sebagai sosok wartawan yang urakan namun
memegang teguh pendiriannya dalam menentukan mana yang baik dan yang tidak baik
untuk hidupnya. Karena ketegasannya itulah, karir Eddie hancur, bahkan ia juga ditinggalkan
oleh kekasihnya.
Adegan aksi dalam film ini, meski tidak luar biasa, secara keseluruhan
lumayan menghibur. Perbedaan sifat Eddie dan Venom yang kerap menimbulkan
konflik, justru malah menghadirkan komedi tersendiri. Namun latar belakang
cerita tidak terbangun dengan solid, dan alur kisahnya terkesan dipercepat.
Secara keseluruhan, sebenarnya film ini tidak buruk-buruk amat. Sineas Zombieland,
Ruben Fleischer, yang mengemban mandat dari Sony sebagai sutradara dalam film ini
masih mampu membuat film ini bisa dinikmati banyak kalangan, terutama yang
tidak ambil pusing dengan penceritaan yang ada dan hanya ingin menikmati sajian
aksi khas film superhero 😷
Satu lagi, jangan langsung beranjak dari kursi ketika filmnya sudah
habis. Akan ada dua post-credit scene yang akan sayang untuk dilewatkan 😤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar