Minggu, Januari 3

Hikmah Pandemi, Memberiku Pelajaran

 Kata orang bijak, selalu ada hikmah dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup. Begitu pula dengan tahun 2020 dimana pandemi yang merubah tatanan hidup, membuatku belajar. 


Work From Home (WFH) yang secara mendadak harus kujalani dalam waktu berbulan-bulan, sempat membuatku stres. Aku yang biasa bekerja di luar rumah, bertemu banyak orang, mendadak harus diam di rumah, bekerja dari rumah, dan tidak dapat bertemu dengan rekan-rekan kerja seperti biasanya.

Kebosanan yang melanda membuatku mencari hal-hal yang dapat menghibur hati. Setiap harinya aku berusaha untuk melakukan sesuatu yang berbeda, agar hari-hari yang kulalui tidak terasa terlalu monoton. Berusaha keluar dari rutinitas, kemudian memancing minatku untuk belajar. Yap, aku mulai tertarik untuk mengikuti webinar-webinar.

Mulai dari yang gratis hingga berbayar, aku merasa minatku paling muncul pada webinar bertema keuangan. Mungkin karena latar belakang pendidikan, atau kondisi yang sudah menikah dan memiliki anak membuatku merasa topik keuangan begitu nyata, begitu dekat.

Aku mulai memanfaatkan waktu senggang bekerja dari rumah dengan mengikuti berbagai webinar tentang bagaimana mengelola keuangan. Sebagai manajer keuangan dalam keluarga, hal ini menjadi penting karena caraku mengelola dana akan berpengaruh pada keluarga kecilku. Hal ini menjadikan motivasiku semakin giat untuk semangat belajar :)

Banyak teori mengenai bagaimana cara mengelola keuangan. Beda mentor atau guru, juga beda cara. Jadi aku mencobanya satu per satu, untuk tahu mana yang lebih cocok untuk ku aplikasikan.

Sebelum mengikuti webinar, aku sudah membiasakan diri untuk memisahkan pos saving dan playing keluar dari rekening utama. Jadi, dana yang tersisa di dalam rekening utama adalah dana yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Setelah mengikuti webinar, aku belajar tentang tingkat prioritas dari dana saving dengan lebih rinci. Bahwa yang utama harus disiapkan adalah proteksi, baru kemudian investasi. Proteksi disini terbagi menjadi 2, Dana Darurat dan Asuransi.

Dana Darurat sesuai dengan namanya, merupakan dana yang hanya akan digunakan untuk situasi darurat. Besarnya sekitar 3x pengeluaran per bulan jika berstatus single, dan minimal 6x pengeluaran bulanan jika sudah menikah.

Kemudian asuransi. Pada umumnya, orang akan memilih untuk memiliki asuransi kesehatan karena situasinya yang sangat relateable, seringkali dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Lain jika statusnya sebagai tulang punggung keluarga, maka sebaiknya yang bersangkutan memiliki asuransi jiwa. Karena jika pencari nafkah kelak meninggal, maka akan memberi 'guncangan' pada keluarga yang ditinggalkan. Ada lagi asuransi penyakit kritis, yang sebaiknya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu dalam keluarga, seperti penyakit turunan atau genetis.

Baru kemudian investasi. Berbeda dengan tabungan, yang digunakan untuk menyimpan dana. Investasi diharapkan dapat memberi imbal balik, atau dengan kata lain akan menambah jumlah dana yang dimiliki pada akhirnya.

Jadi, sudahkah kalian mencoba mengelola keuangan dengan benar? Mempunyai kondisi keuangan yang lebih baik dari tahun kemarin adalah salah satu resolusiku di tahun 2021 ini, bagaimana denganmu? 

#ODOPICC
#30HBCICC
#30haribercerita
#IndonesianContentCreator
#ODOPICCDay2

Tidak ada komentar: