Menikah pada tahun 2015 dan menjalani long distance marriage dengan posisi aku di Malang, dan Mas Suami
di Palembang bikin aku sama Mas begitu menghargai saat-saat kebersamaan kami.
Bagaimana tidak, dalam satu bulan belum tentu sekali kami bersua. Selain
hitung-hitungan tiket pesawat pulang pergi, jatah cuti dari kantor, serta waktu
tempuh yang dibutuhkan Mas Suami untuk dapat sampai di Bandar Udara Sultan
Mahmud Badaruddin II Palembang adalah 7 jam perjalanan darat mengingat ia bekerja
di daerah perkebunan.
Jarak mulai memendek saat pada bulan Agustus 2016, Mas Suami
mutasi ke Head Office di Jakarta. Frekuensi bertemu menjadi rutin 1 bulan
sekali. Namun mungkin karena terhalang jarak dan waktu temu yang terbilang
singkat, kami masih tak kunjung memiliki momongan.
Pada bulan Agustus 2017, ada pengumuman pendaftaran CPNS
secara nasional. Mencoba peruntungan, Mas Suami ikut daftar. Alhamdulillah di awal
November 2017, Mas Suami berhasil lulus dan diterima di salah satu instansi
pemerintahan. Kemudian, Mas Suami memutuskan resign dari kantornya semula pada
akhir November 2017.
Kami berdoa dan berharap semoga Mas Suami penempatan di
Malang supaya satu kota dalam rangka program memiliki momongan. Namun pada
Desember 2017, Mas Suami dinyatakan penempatan Surabaya. Walau sempat sedih,
namun tetap bersyukur karena akhirnya bisa bertemu setiap weekend.
Di bulan Januari 2018, ada pengumuman yang menyatakan bahwa
Mas Suami ditempatkan di kantor dimana jadwalnya menggunakan shift. Jadi Mas Suami
libur kerja malah di hari kerja, dimana aku harus ngantor 😢 Tapi Mas Suami selalu
berusaha memberi pengertian, dan mengingatkan aku untuk selalu mensyukuri
keadaan.
Penantian kami atas momongan mendapat secercah harapan saat
kemudian di bulan yang sama, aku dinyatakan positif hamil. Aku, Mas Suami, dan
juga keluarga merasa doa kami terjawab. Namun mungkin memang belum rejeki, di
bulan Februari aku mengalami keguguran ..
Aku sempat terpuruk, dan menyalahkan segalanya termasuk
diriku sendiri. Tapi dengan bantuan waktu, serta penguatan dari orang-orang tersayang, pada akhirnya aku berhasil
melangkah lagi.
Pada awal Mei, ada berita segar yang menyatakan bahwa Mas
Suami akan diklat di Malang. Padahal isu di bulan sebelumnya, diklat akan
diadakan di Surabaya. Hal kecil memang, tapi berarti banyak buat kami. Tinggal
sekota, walau tidak serumah semacam bahagia sederhana. Walau hanya sebulan,
namun pada akhirnya aku merasa akan selalu ada harapan untuk rumah tangga kami
meretas jarak. Selalu berusaha dan yakin, bahwa rencana Allah akan selalu indah
pada waktunya 😆
2 komentar:
Aku gak pernah tau rasanya LDR, tapi mungkin LDM benar-benar harus bisa kuat tahan banting ya , Mbak .
Semangat ^^
acipah.com
iya UkhSis, kudu tangguh :) Btw, makasih ya Cipa ..
Posting Komentar